TENTANG DAERAH
KANGEAN-SUMENEP(MADURA)
Oleh raja-raja di Sumenep pada jaman dahulu kala, pulau ini merupakan tempatnya orang-orang yang mendapatkan hukuman berat karena kesalahan yang besar. Berhubung dengan penghasilan yang didapat dari lautan (ikan, akar bahar, aneka bebatuan), kemudian hasil-hasil hutan dan hasil bumi (sawah, ladang), maka pulau ini menjadi salah satu pusat perdagangan dilautan, maka banyak orang-orang dari Sumenep maupun tempat lainnya (bahkan dari kepulauan Kalimantan dan Sulawesi) mau berpindah dan berumah tangga di Pulau Kangean. Oleh sebab itu Pulau Kangean dapat dikatakan kepulauan yang relatif baru, maka penduduknya tidak mengenal agama Hindu karena agama yang dianut oleh penduduk setempat adalah agama Islam.
Kepulauan Kangean merupakan bagian
dari wilayah Kabupaten Sumenep. Di kepulauan Kangean terdapat tiga kecamatan,
yaitu Arjasa, Sapeken,
dan kecamatan Kangayan. Kangayan merupakan hasil pemekaran Kecamatan Arjasa
pada tahun 2009. Kecamatan Arjasa
membawahi pulau Kangean bagian barat, terdiri dari Kalisangka, Buddhi,
Laokjangjang, Duko, Bilis-Bilis, Sumbernangka, Arjasa, Kalikatak, Angon-Angon,
Kalinganyar, Sambakati, Paseraman, Pandeman, Sawahsumur, Pagellaman,
Pajennangger, Kecamatan Kangayan
membawahi Pulau Kangean bagian timur yakni desa Pabian, Daandung, Air Kokap, Bantelan,
Jukong-Jukong, Torjek, Kayu Waru, Batuputih, dan Paliat.
Adapun untuk kecamatan Sapeken
membawahi pulau-pulau kecil dan mendominasi bagian timur Kepulauan Kangean, di
antaranya Sapeken, Paliat,
Sadulang Besar, Sadulang Kecil, Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil,
Saebus,
Sepangkur Besar, Sepangkur Kecil, Saseel,
Sakala, Sepanjang dll. Walaupun Kepulauan Kangean masuk dalam administratif
Sumenep namun Kepulauan ini secara sosial ekonomi jauh tertinggal dari induknya
yaitu Sumenep. Hal ini tercermin dari fasilitas umum yang tersedia, seperti
Jalan, Pasar, Air bersih, Penerangan, Sarana pendidikan, dsb.
Sebagai alat transportasi Kangean berjarak sekitar 100 km dari
Sumenep. Transportasi yang ada saat ini adalah kapal laut yang dikelola PT Dharma Lautan Indonesia
dan Sumekar Line (milik Pemkab Sumenep) dengan transportasi ini bisa di tempuh
dalam waktu 11 sampai 12 jam dari pelabuhan Kalianget ke pelabuhan Batu Gulok
Kangean. Selain dengan adanya kapal Pemda Sumenep ada juga Kapal Express dari
perusahaan swasta yang hanya memerlukan waktu 3,5 s/d 4 jam untuk menempuh
jarak tersebut. Dengan transportasi ini masyarakat Kangean dapat melakukan
perjalanan baik urusan personal maupun urusan muat barang/dagang.
Masyarakat kepulauan Kangean
terkenal sangat ramah, sopan, dan beragama. Selain itu, masyarakatnya memiliki
bahasa dan tutur kata (dialek) yang beraneka ragam antar daerah. Khusus Sapeken dan
beberapa pulau kecil di sekitarnya, masyarakat di pulau-pulau ini terbiasa
menggunakan berbagai bahasa, seperti bahasa Bajo, bahasa Mandar, bahasa Makasar
dan beberapa bahasa daerah yang berasal dari Sulawesi. Hal ini tidak lepas dari
sejarah masyarakat pulau-pulau ini yang dulunya adalah para pelayar berasal
dari Sulawesi. Lain halnya dengan penduduk yang menempati pulau terbesar
(Kangean), khususnya yang tinggal di Kecamatan Arjasa, mereka menggunakan
bahasa khas Kangean contoh bahasa dalam kangean hallik artinya sedikit, dumik
artinya kecil,banyak orang bilang kalau bahasa Kangean mirip dengan bahasa
Madura namun kenyataannya bahasa Kangean tidak dipahami oleh sebagian orang
Madura. Penduduk di Kepulauan Kangean sudah tergolong maju. Banyak alumni dari
sekolah di kepulauan ini yang kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi negeri maupun swasta di kota-kota besar di Pulau Jawa. Pemuda Kangean
yang melanjutkan studinya di Jawa rata rata mempunyai intelektual yang tak jauh
beda dengan masyarakat Jawa, dimana dalam akdemik mampu bersaing dengan
masyarakat Jawa. BIsa dijumpai lulusan SMAN 1 Arjasa Kangean dan SMA swasta
lainnya bisa melanjutkan ke pergurian tinggi yang favorit seperti IAIN Sunan Ampel
ITS,
Universitas Brawijaya, ITB, Unesa.Unair dan Universitas Indonesia.
Budaya
Kesenian khas penduduk Kangean
adalah ludruk, gendhang dhumik (kecil) dan pacuan kuda atau dikenal dengan nama
kamrat. Kesenian ini biasanya ditampilkan atau ditanggap oleh orang yang
mempunyai hajatan pernikahan. Seni Pangka' adalah tarian kegembiraan masyarakat
Kangean apabila telah selesai panen padi. Seni lain adalah Gellok-gellok an
(Gulat tradisional) yang juga termasuk rangkaian perayaan habis panen. Kesenian
gulat tradisional ini sering ditampilkan pada perayaan HUT Kemerdekaan RI.
Makanan Khas
Makanan khas dari Kepulauan Kangean
yaitu pes-pes, gurubik/burubik, kamboya, kue lanon, keripik tekai,
sangngar-sangngar, pastel, odol-odol, korket, Paes buk buk, deng-deng mancilat,
lemeng, taos-taos dll
Masakan khas untuk olahan lauk dari
ikan seperti peccek-peccek, yang merupakan salah satu cara menghidangkan lauk
panggang (lele/ikan air tawar, ikan air asin). Rasanya sedikit asin,
asam/masam, dan lebih enak bila pedas. Masakan ini jarang dicampur dengan
menggunakan sayur. Selain itu, masakan khas dari kepulauan ini adalah kella
kalentang, kella pati (jawa=opor) dan nasi sella.
Ciri Khas
Ciri khas dari kepulauan kangean
banyak sekali yang terdapat didalamnya,yang dimana antara lain;ada Kerapan Sapi
(Yang diadu Kecepatannya),ada gedheng dumik (yang biasanya digunakan dalam
lomba kerapan sapi,bagi yang menjuarai lomba tersebut akan diiringi dengan
alunan musik Gedheng Dumik),Batik Madura yang mempunyai corak
beranekaragam yang bagus,dan sangat
indah jika dikenakan dengan si pengguna,,hahahah dijamin dehh..dan banyak lagi
lainnya.Itulah sekilas info tentang daerah Pulau Kangean Sumenep-Madura.Pulau
kami tak kalah indahnya dengan pulau-pulau cantik yang ada di indonesia,coba
aja kalian mampir ke Pulau kangean,kami menyambutmu kok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar